BUDI DAYA IKAN GABUS ( ikan predator )
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas
hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5
ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada
umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3
kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa
daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan
penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan
air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali,
tergantung kualitas air.
Cara Budidaya Ikan Gabus\
Memelihara ikan gabus untuk di konsumsi bagi kalangan peternak masih
sangat jarang di lakukan. Ini terjadi karena permintaan pembelian ikan
gabus masih sedikit. Namun tidak ada salah nya kalo kita mencoba nya
untuk membudidayakan ikan gabus.
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang
rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas
(carnivore yang bersifat predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya
memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya
termasuk kodok. Bahkan di Kalimantan pernah dilaporkan gabus memangsa
anak bebek. Ini masuk akal karena di sungai dan di rawa-rawa Kalimantan
terdapat jenis gabus berukuran besar (gabus toman/aruan dan sejenisnya).CARA BUDIDAYA IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus)
A. Mengenal
Lebih Dekat Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan
sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas
(carnivore yang bersifat pemakan segala yang predator). Di alam, ikan
gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan
serangga air lainnya termasuk kodok.
Asal
usul Ikan Gabus, Ternyata ikan gabus adalah ikan asli
Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di
sungai-sungai yang airnya tenang. Namun sayang, populasi ikan gabus di
alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan gabus ini sangat
perlu dikembangkan.
Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya
sebagai aruan, haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong,
bogo, licingan, kutuk (Jawa), bale salo (Bugis); dan lain-lain.. Nama
ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang menyebutnya
Ophiocephalus striatus.
Kelas : Pisces
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Channidaeae
Genus : Channa
Species : Channa sriata/Ophiocephalus striatus
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Channidaeae
Genus : Channa
Species : Channa sriata/Ophiocephalus striatus
Ada
beberapa jenis gabus. Channa striata merupakan jenis ikan gabus yang
banyak ditemui dan memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain
adalah gabus toman Channa micropeltes dan Channa pleuropthalmus. Gabus
toman merupakan jenis gabus yang berukuran tubuh besar, mencapai panjang
1 meter dengan 5 kg.
Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulutbesar,dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak itangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan) ke wilayah Indonesia Timur.
Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar, rawa-rawa, danau, kolam, sawah dan lain sebagainya atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui "berjalan" di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa "labirin".
Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulutbesar,dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak itangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan) ke wilayah Indonesia Timur.
Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar, rawa-rawa, danau, kolam, sawah dan lain sebagainya atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui "berjalan" di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa "labirin".
B. Ciri-Ciri
Ikan Gabus
Ikan gabus memiliki kepala
berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai
snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk
bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip
punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh
dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau
kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal
(striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut
besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
C. Teknik
Budidaya Ikan Gabu
1. Perbedaan Ikan Gabus Jantan
Dan Betina
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.
2. Pemijahan Ikan Gabus
Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan. Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.
Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan. Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.
3. Penetasan
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
4. Pemeliharaan Larva Ikan
Gabus
5. Pendederan Ikan Gabus
Pendederan ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan parit keliling dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam / kotoran ternak; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam untuk setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan parit keliling dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam / kotoran ternak; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam untuk setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
6. Pembesaran Ikan Gabus di Kolamhttp://yuocbadas.blogspot.com/
Pemeliharaan
ikan gabus untuk dibesarkan di kolam dengan cara sebagai berikut :
Siapkan kolam dengan ukuran tergantung keadaan lahan
yang tersedia, biasanya ukuran antara 2.500 M2– 5.000 M2;
keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan parit
keliling dengan lebar 2 M dan tinggi 40 cm; ratakan tanah dasarnya;
tebarkan 500 – 1.000 kg kotoran ayam / kotoran ternak; isi air setinggi
75 cm - 100 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar
benih berumur 3 minggu sebanyak 5 ekor/M2 pada pagi hari;
setelah itu beri pakan tambahan dengan dosis 3 – 5 % dari berat badan
per hari; panen dapat dilakukan setelah ikan gabus berumur 3 – 4 bulan
(ukuran konsumsi).
0 komentar:
Posting Komentar