1.
Itik Mojosari
Itik Mojosari
merupakan salah satu itik petelur unggul lokal yang berasal dari
Kecamatan
Mojokerto Jawa Timur lebih spesifiknya lagi dari desa Modopuro Mojosari
Mojokerto. Saat ini itik Mojosari telah tersebar di wilayah Indonesia.
Itik ini
berproduksi lebih tinggi dari pada itik Tegal. Itik Mojosari berpotensi
untuk
dikembangkan sebagai usaha ternak itik komersial, baik pada lingkungan
tradisional maupun intensif. Bentuk badan itik Mojosari relatif lebih
kecil
dibandingkan dengan itik petelur lainnya, tetapi telurnya cukup besar,
enak
rasanya dan digemari konsumen.
Gambar:
Itik
Mojosari
Ciri-ciri itik
Mojosari, antara lain:
- Warna bulu kemerahan dengan variasi coklat kehitaman,
- pada itik jantan ada 1-2 bulu ekor yang melengkung ke atas.
- Warna paruh dan kaki hitam.
- Berat badan dewasa rata-rata 1,7 kg.
- Produksi telur rata-rata 230-250 butir/tahun.
- Berat telur rata-rata 65 gram.
- Warna kerabang telur putih kehijauan
Masa produksi 11
bulan/tahun. Itik Mojosari
yang bertelur pertama kali pada umur 25 minggu memiliki masa produksi
lebih
lama, bisa sampai 3 periode masa produktif. Setelah umur 7 bulan
produksinya
mulai stabil dan banyak. Dengan perawatan yang baik produksi perhari
dapat
mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi. Ada dua jeinis itik
mojosari,
yaitu itik Mojosari cokelat dan itik Mojosari putih.
a. Itik Mojosai
Cokelat
Gambar:
Itik
Mojosari Coklat
Ciri spesifik
itik Mojosari adalah
- Warna bulu coklat kemerahan dengan beberapa variasi baik jantan maupun betina.
- Itik Mojosari jantan memiliki beberapa helai bulu ekor yang melengkung ke atas, warna kaki dan paruhnya lebih hitam daripada itik Mojosari betina.
- Warna bulu itik jantan lebih hitam daripada betina terutama di bagian kepala, leher, dada, dan ekor.
b. Itik Mojosai
Putih
Gambar:
Itik
Mojosari Putih
Ciri spesifik:
- Warna bulu putih mulus tanpa variasi baik jantan maupun betina, dengan kaki dan paruh berwarna kuning.
- Dalam perkembanganya sekarang ada itik ITIK MA (Mojosari x Alibio), yang dari namanya saja sudah dapat diduga yaitu campuran dari jenis itik Mojosari dan Alabio.
2.
Itik Alabio
Itik alabio
merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal yang mempunyai
keunggulan
sebagai penghasil telur. Itik ini telah lama dipelihara dan berkembang
di
Kalimantan Selatan, terutama di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS),
Hulu
Sungai Tengah (HST), dan Hulu Sungai Utara (HSU). Populasi itik alabio
di
Kalimantan Selatan tahun 2006 tercatat 3.487.002 ekor (Dinas Peternakan
Provinsi
Kalimantan Selatan 2006). Berdasarkan catatan sejarah, dulu itik Alabio
disebut
itik Banar. Baru pada tahun 1959 dikenal dengan nama itik alabio, itupun
setelah seorang ilmuwan Indonesia melakukan penelitian itik di daerah
tersebut
yang kemudian menamainya dengan itik alabio. Kini, alabio yang melegenda
dapat
disaksikan langsung melalui itiknya yang masyhur di tengah nusantara.
Gambar:
Itik Alabio
Ciri-ciri itik
Alabio, antara lain:
- Warna bulu coklat dengan bintik-bintik putih di seluruh badan dengan garis putih di sekitar mata.
- Pada jenis jantan, warna bulu cenderung gelap. Sayapnya terdapat beberapa helai bulu suri berwarna hijau kebiruan mengkilap.
- Warna paruh dan kaki kuning terang. Berat badan bobot badan betina umur 6 bulan 1,60 kg dan jantan 1,75 kg.
- Produksi telur rata-rata 220-250 butir/ekor/tahun.
- Berat telur rata-rata 59-65 g/butir.
- Warna kerabang telur putih kehijauan Bobot badan umur 8 minggu= 981-1.152 gr/ekor
- Bobot DOD 45-49 gr/ekor
FCR 4,12 Itik alabio
termasuk itik lokal unggul dwi fungsi, karena selain mampu memproduksi
telur
yang tinggi, rata-rata 214,72 butir/tahun, juga potensial sebagai
penghasil
daging dibanding itik lokal lain di Indonesia, seperti itik tegal, itik
karawang, itik mojosari, itik turi, itik magelang, dan itik bali.
Keunggulan
itik Alabio adalah Dalam umur 6 bulan itik alabio sudah mampu
memproduksi telur
dengan bobot rataan telur pertama 55,0 gram. Sedang bobot rataan telur
selama
produksi seberat 62 gram. Puncak produksi telur yang dapat dicapai itik
alabio
sebesar 90% pada sekitar minggu ke-12. Secara tradisional, itik alabio
dipelihara
di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan dengan sistem
pemeliharaan
yang disebut sistem lanting. Di daerah rawa itulah itik alabio
memperoleh pakan
berupa keong air sebagai sumber protein dan sagu atau dedak sebagai
sumber
kalori. Seiring perkem bangan dunia peternakan, itik alabio sekarang
sudah
dikembangkan secara intensif. Tidak hanya di Hulu Sungai Utara saja,
namun juga
berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali.
3.
Itik Tegal
Itik Tegal
merupakaan itik yang berasal dari daerah Bribes atau Tegal Jawa Tengah.
Ciri-cirinya
adalah:
- warna bulu yang paling dominant adalah brajangan, yaitu kecoklatan pada seluruh bagian tubuhnya yang disertai totol kecoklatan yang agak jelas pada dada, punggung, dan sayap bagian luar. Sedangkan paruh dan kaki berwarna hitam.
- Kepala kecil; bermata merah dengan berparuh panjang dan melebar di ujungnya; leher langsing panjang dan bulat; sayap menempel badan dengan erat pada badan dan ujung bulu-bulunya saling menutupi di atas ekor.
- Bentuk badanya hampir tegak lurus, langsing seperti botol, dan langkah tegap. Umur pertama bertelur 162 hari, produksi telur 43% per hari, pertumbuhan betina : bobot DOD 43,7 gr/ekor, bobot badan 8 minggu1.0005,1 gr/ekor, FCR 8 Minggu 4,2. Asalnya adalah dari kab. Tegal ds. Limbangan, Kec. Brebes Jawa Tengah. Sedangkan penyebaranya meliputi: pantura, jateng, Jabar.
4.
Itik Magelang
Itik ini sering
juga disebut itik Kalung atau Plontang karena terdapat kalung atau garis
berwarna putih jelas pada leher itik tersebut.
Cirri-ciri fisiknya antara lain:
- pada itik jantan terdapat bulu putih yang melingkar sempurna di sekitar leher setebal 1-2 cm berbentuk seperti kalung.
- Warna bulu dada, punggung dan paha didominasi warna coklat tua dan muda, dengan ujung sayap putih (plontang),
- warna kaki hitam kecoklatan,
- sedangkan paruhnya berwarna hitam.
- Lokasi asal itik ini adalah pada daerah Sempu, Ngadirejo, Kec Secang, Magelang Jawa Tengah. Penyebaranya meliputi: Magelang, Ambarawa, Temanggung.
0 komentar:
Posting Komentar